Saya ingat dulu ketika masih SD, guru SD saya pernah mengajarkan jika nama bulan yang berakhiran ...ber...ber itu pasti sudah masuk musim hujan. Tapi tidak dengan saat ini. Yeahhh,,,sekarang sudah masuk bulan September tetapi si tuan hujan belum juga tiba. Huaaaaaaa.....sumur dirumah saya keriiiinggggg. Yap,,,sumur dirumah saya airnya sudah berkurang dan itu sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Lagi-lagi isue global warming menjadi kambing hitam saat terjadi krisi air. Tapi manusianya sebagai tersangka utama penyebab global warming itu sendiri seakan tidak pernah sadar. Setiap tahun manusia mengeluh saat terjadi krisis air, tapi setiap tahunnya pula manusia menebang pohon tanpa menanamnya kembali. Kalau kata Om Ebiet G. Ade mah "ini salah siapa...ini dosa siapa...????" lalu apakah kita harus bertanya "pada rumput yang bergoyang" hadeeeeuhhhhhhh...... -_____-
Saya termasuk manusia yang sangat bergantung kepada air dalam kehidupan sehari-harinya. Saya bersyukur tidak tinggal di negara yang mengalami krisis air yang parah seperti di beberapa negara di Afrika yang penduduknya harus berjalan berkilo-kilo meter hanya untuk mendapatkan air bersih. Saya bersyukur tinggal di (yang katanya) kota hujan,,yeahhh....walaupun masih mengalami kekeringan juga. Ironi sekali bukan, tinggal di kota hujan tapi tetap mengalami kekeringan. Atau mungkin kota ku kini lebih pantas menjadi kota angkot....hmmm,,,setidaknya Bogorku tetap hijau. Tetap hijau oleh angkot yang memadati jalanan.
Tuan hujan datanglah...turunlah yang banyak...basahilah bumi yang rindu akan sentuhmu.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar