Senin, 25 Juli 2011

Diary A.F. di Puncak Saint-Raymond.......

Hmm,,,,teman, kalau misalnya kalian pernah baca novel Ranah 3 Warna, buku kedua dari trilogi Negeri 5 Menara, pasti kalian pernah baca bagian ini. Ini adalah isi diary Alif Fikri (A. Fuadi) ketika ia kembali ke Canada. Saya suka sekali dengan kata-katanya, cukup inspiratif. Cekidot......

Hidupku selama ini membuat aku insaf untuk menjinakkan badai hidup, "mantra" man jadda wajada saja ternyata tidak cukup sakti. Antara sungguh-sungguh dan sukses itu tidak bersebelahan, tapi ada jarak. Jarak ini bisa hanya satu sentimeter, tapi bisa juga ribuan kilometer. Jarak ini bisa ditempuh dalam hitungan detik, tapi juga bisa puluhan tahun.

Jarak antara sungguh-sungguh dan sukses hanya bisa di isi sabar. Sabar yang aktif, sabar yang gigih, sabar yang tidak menyerah, sabar yang penuh dari pangkal sampai ujung yang paling ujung. Sabar yang bisa membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, bahkan seakan-akan itu sebuah keajaiban dan keberuntungan. Padahal keberuntungan adalah hasil kerja keras, doa dan sabar yang berlebih-lebih.

Bagaimana pun tingginya impian, dia tetap wajib dibela habis-habisan walau hidup susah di gelung oleh nestapa akut. Hanya dengan sungguh-sungguhlah jalan sukses terbuka. Tapi hanya dengan sabarlah takdir itu terkuak menjadi nyata. Dan Tuhan selalu memilihkan yang terbaik dan paling kita butuhkan. Itulah hadiah Tuhan buat hati yang kukuh dan sabar.

Sabar itu awalnya terasa pahit, tetapi akhirnya lebih manis daripada madu. Dan alhamdulillah, aku sudah mereguk madu itu. Man  shabara zhafira. Siapa yang sabar akan beruntung.

AF, di puncak Saint-Raymond.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar